Wednesday, January 9, 2013

Warung Makan Bu Surman

Warung makan ibu Hj. Surman ini terletak di jalan cagar alam pantai timur Pangandaran ( Sebelah tempat pelalangan ikan)

Warung makan ini direkomendasikan kepada saya oleh si pemandu di Taman wisata Pangandaran, dia merekomendasikan rumah makan seafood yang murah tapi enak yang terletak di Pantai Timur. Letak rumah makan ini tidak terlalu jauh dari pintu masuk taman wisata, melewati gang kecil di sebelah kiri yang menuju ke pantai timur. Setelah keluar dari gang tersebut, disebelah kiri setelah berjalan sebentar saya menemukan rumah makan ibu Hj. Surman. Aroma seafood yang sedang dimasak membuat perut semakin keroncongan karena dapurnya terletak didepan.

Sebelum masuk ke rumah makan, saya harus memilih aneka seafood yang diletakkan pada beberapa box didepan dapur, ada aneka udang, cumi dan ikan. Harga per kilogram untuk seafood tersebut bervariasi dari 60rb-90rb. Selain menjual dalam bentuk kiloan, rumah makan ini juga menjual seafood dalam bentuk porsian. Setelah pilih udang dan cumi yang ada di box, mereka menanyakan akan dimasak apa, pilihannya bisa digoreng tepung, dibakar, dimasak dengan saus tiram atau saus padang. Saya pilih udang dimasak saus padang dan cumi digoreng tepung. Saya beli udang dan cumi dalam bentuk porsi bukan kiloan karena terlalu banyak. Lalu saya pesan nasi putih dan kelapa muda. Setelah makanan datang, saya coba dan ternyata rasanya mantap ditambah dimakan saat lapar.





Harga udang saus padang 21ribu per porsi, cumi goreng tepung 21ribu per porsi, nasi putih 5ribu dan kelapa muda 8ribu, sambal dan lalapan sepertinya gratis. hehehe.

Setelah makan dan jalan-jalan sebentar, saya kembali ke hotel dan istirahat sebentar sampai magrib. Setelah magrib saya keluar lagi buat beli beberapa suvenir dan oleh-oleh, maklum ada yang hobi belanja -_-“. Setelah beli pernak-pernik seperti gantungan kunci dan makan malam, kembali ke hotel untuk siap-siap packing barang bawaan karena besok pagi harus sampai di terminal pangandaran sebelum jam 06.00. Keesokan harinya setelah shalat shubuh dan beres-beres saya check out dari hotel dan menuju terminal dengan menggunakan becak. 

Sampai di Terminal sudah banyak orang yang menunggu bus Budiman yang menuju Depok karena Bus baru tiba di Terminal jam 06.45. Perjalanan terasa lebih cepat karena sampai di terminal Depok jam 16.00.

Kawasan Taman Wisata dan Cagar Alam Pangandaran

Setelah sebelumnya saya posting tentang aktivitas berenang di Pantai Pangandaran, pada hari berikutnya saya mengunjungi kawasan wisata cagar alam Pangandaran.

Setelah sarapan pagi di Hotel saya memutuskan untuk jalan kaki ke kawasan Cagar Alam dan itu sepertinya bukan keputusan yang baik karena jarak dari Hotel ke Cagar Alam lumayan jauh tetapi tidak masalah karena sekalian liat-liat kios yang menjual cinderamata di pinggir jalan sekitar pantai. Sampai di pintu masuk cagar alam, saya beli karcis masuk seharga 7ribu rupiah (2ribu karcis masuk + 5ribu untuk asuransi), disana juga bisa menggunakan jasa guide dengan tarif 125ribu untuk pake keluarga max. 10 orang. Ada paket lain yang ditawarkan oleh jasa pemandu, seperti paket wisata Green Canyon, Green Valley dan Pusat Konservasi Cagar Alam. Untuk saat itu saya memilih paket keliling taman wisata saja. 

Saya ditemani pemandu memasuki gerbang taman wisata Pangandaran. Belum jauh dari pintu masuk sudah disambut lutung-lutung yang sedang merebut kantong makanan yang dibawa oleh wisatawan lain. Sang pemandu pun bilang lutung disana memang sudah kenal makanan manusia karena terbiasa diberikan makanan oleh pengunjung tetapi pengelola masih mentoleransi. Jalan beberapa langkah lewat dengan anggunnya didepan kami sejenis komodo berukuran sedang. Sampai di lapangan agak terbuka, kami disambut segerombolan monyet dan lumayan banyak pasukannya. Pemandu bilang monyet atau lutung disini berkelompok sehingga masing-masing punya pimpinan kelompok.


Berikutnya saya diajak ke situs batu kalde, entah saya lupa nama jenis batunya tapi yang pasti batu tersebut digali dari bawah tanah sehingga kita seperti menginjak papan karena bawah tanah tersebut kosong. Disana juga terdapat kotak sumbangan untuk kesebersihan situs batu kalde. :)



Selanjutnya tidak jauh situs batu kalde, kami diakan menuju Gua Panggung yang ada di pinggir pantai, guanya seperti panggung yang kononnya digunakan oleh Embah Jaga Lautan untuk menjaga pantai di jawa barat pada khususnya dan pantai di nusantara pada umumnya.



Setelah foto-foto, kami diajak ke gua keramat parat, di pintu masuk gua kami disambut oleh 2 maqom yang kata si pemandu itu bukan makam yang berisi jenazah namun hanya simbol. Masuk ke dalam gua ini, kami harus merunduk karena pintu masuknya rendah tetapi setelah sampai didalam gua nya ternyata lumayan besar. Didalam gua ini kita harus menggunakan lampu senter karena tidak ada cara seperti di gua panggung. Lagi asik liat-liat muncul 2 ekor landak yang bikin kaget. :D 
Didalam gua keramat parat ini terdapat batu-batuan unik, ada batu besar yang mengkilat seperti kristal karena tetesan air, ada batu yang seperti ember karena selalu diteteskan air dari atasnya dan yang mengejutkan ada batu yang berbentuk kelamin pria dan kelamin wanita. Semua diceritain dengan jelas oleh pemandu.
Masuk agak dalam seperti banyak mata yang mengawasi kami, ternyata dilangit-langit gue lagi pada asik bertengger kelelawar, si pemandu mengajarkan kami bagaimana melihat mata kelelawar yaitu dengan menempelkan lampu senter sejajar telinga dan disorotkan ke langit-langit gua. Wah, ternyata memang banyak mata-mata yang sedang mengawasi.
Sudah mendekati pintu keluar, kami sudah mematikan lampu senter tetapi jalan menuju pintu keluarnya lebih sempit dibandingkan dengan pintu masuk dan syukurnya tidak harus merunduk. Sebelum keluar, si pemandu menyuruh kita menengadah keatas, diatas ada batu yang berbentuk manusia, itu sugesti dari pemandu sih, ada ayah, ibu dan anaknya kemudian kami jalan beberapa langkah dan si pemandu lagi-lagi memberhentikan kami dan lagi-lagi kami disuruh menengadah keatas ke belakang batu berbentuk manusia tadi. Dan bentuk manusia tadi berubah menjadi bentuk pocong pada bagian belakangnya dan si pemandu bilang itu hanya batu dan bagaimana sugesti kita melihat bentuk batu tersebut. Woow keren.
Kalau pintu masuk harus merunduk, pintu keluar kita harus berjalan miring, gua yang bikin ribet. :D

Setelah keluar dari gua keramat/parat, saya diajak berkeliling ke pasir putih sekalian duduk-duduk untuk istirahat, sebelum mencapai pasir putih, kami melewati jembatan, sebenarnya bisa saja lewat bawah tetapi takut tiba-tiba air laut pasang nanti terbawa arus sehingga kita memutuskan lewat jembatan. Tidak jauh dari jembatan, kami melewati spot untuk Flying Fox yang berayun diatas laut. Tarif flying fox seharga 10ribu per orang.





Setelah cukup istirahat, kami diajak menuju gua jepang, gua tersebut tidak seperti gua-gua sebelumnya yang termasuk gue alam karena gua jepang sengaja dibangun oleh tentara jepang yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dan rumah tahanan bagi para tawanan. Ada 2 pintu masuk pada gua jepang, ternyata salah satu pintu tersebut hanyalah pintu untuk mengelabui lawan karena jalan buntu. Orang jepang berpikiran maju. Pintu masuk ke gua jepang tidak terlalu tinggi karena kata si pemandu postur tubuh tentara jepang kecil. Setelah beberapa langkah masuk disambut oleh ruangan dikanan dan dikiri yang tergolong sempit tetapi digunakan untuk memuat ratusan orang, ruangan yang dikiri untuk penjara dan ruang seberangnya berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Gua jepang tidak terlalu luas sehingga kita sudah sampai di pintu keluar yang agak sedikit menanjak. Selesai dari gua jepang, selesai pula rangkaian tour saya di taman wisata Pangandaran. Si pemandu mengantar sampai depan gerbang keluar lalu saya menyerahkan uang jasa pemandu beserta sedikit uang tip.
Keluar dari gerbang taman wisata, waktu menunjukkan pukul 2 siang, pantes lapar dan harus mencari tempat makan siang. Sebelumnya si pamandu memberikan rekomendasi tempat makan seafood yang murah dan enak, yaitu Warung Makan Bu Surman yang akan saya jelaskan pada postingan selanjutnya.

Liburan di Pantai Pangandaran



Terletak di kabupaten Ciamis, saat ini Pantai Pangandaran sudah cukup populer dimata sebagian besar warga jawa barat, terutama bandung, garut dan sekitarnya. Pantai ini juga merupakan salah satu pantai yang diterjang tsunami setelah tsunami besar di Aceh. Saat ini infrastruktur kawasan pantai Pangandaran sudah kembali dibangun dan kunjungan wisatawan sudah kembali meningkat. Hotel maupun losmen yang terletak di pinggir pantaipun sudah semakin banyak dibandingkan sebelum terjadi tsunami.

Saya punya keinginan kesana setelah tsunami, pengen liat kondisi disana sekarang seperti apa. Sudah agak basi sih tapi baru pengennya beberapa waktu lalu tepatnya bulan juni 2012. Beberapa minggu sebelum berangkat mulai browsing mengenai angkutan umum apa yang menuju kesana dan gambaran bagaimana penginapan disana, ternyata lumayan populer sehingga banyak blog yang memberikan informasi tentang pangandaran. Saya memutuskan naik bus Budiman Depok-Pangandaran dari terminal Depok dengan jadwal keberangkatan yang pagi. Dari hasil browsing bus tersebut berangkat dari terminal Depok dibagi jadi 2 waktu, pagi jam 05.00-07.00 dan sore jam 17.00-19.00. Jam 05.30 pagi saya sudah tiba di terminal Depok, ternyata ada 2 armada bus Budiman yang menuju ke pangandaran, bus berukuran sedang Ekonomi non AC dan bus berukuran besar Busnis AC. Daripada malu bertanya sesat dijalan, akhirnya saya bertanya ke sopir yang ada di bus Ekonomi, soalnya itu bus udh siap berangkat. Ternyata benar jadwal berangkat bus Ekonomi tersebut jam 06.00 dan bus Busnis AC berangkat jam 07.00. Saya pilih naik yang AC karena perjalanan jauh yang penting nyaman dan ga nyusahin diri sendiri.

Bus keluar dari terminal tepat jam 07.00, saya pikir bus akan melewati jalan Lenteng Agung tetapi bus belok kanan ke jalan baru Ir. Juanda dan menuju pintu tol Cibinong, sepanjang jalan banyak penumpang yang naik dan setelah pasar Cibinong bus berhenti agak lama, ternyata disitulah agen bus Budiman. Hampir semua tempat duduk terisi dan kembali melanjutkan perjalanan. Tarif bus Budiman Depok-Pangandaran saat itu 63ribu rupiah.

Entah bus tersebut jalannya lambat atau karena sebelumnya saya menggunakan bus pariwisata, perjalanan terasa sangat panjang. Perkiraan tiba di terminal Pangandaran seharusnya jam 16.00 tetapi baru tiba jam 18.00 atau pas adzan magrib. Saya turun di pintu masuk pantai Pangandaran dan diteruskan dengan naik becak ke hotel yang sudah saya booking. Naik becak dari pintu masuk tarifnya 15ribu rupiah. Saya booking Hotel Nyiur Resort yang terletak di jalan Bulak Laut Pangandaran. Memang agak jauh sh dari kawasan pantai tetapi ada jalan kecil yang tembus persis disamping Hotel Krisna dan persis didepan kawasan pantai yang diizinkan untuk berenang. Aktivitas berenang saya lakukan pagi hari keesokan harinya. Hmm, ternyata ada plang yang berbeda saat saya datang sebelum tsunami. Saat ini banyak plang yang bertuliskan Zona Dampak Langsung Tsunami dan jalur evakuasinya. Bismillah aja semoga saya tetap aman saat berada disana dan waktunya berenang.



Masih seperti sebelumnya banyak dipinggir pantai yang menyewakan ban karet dan pelampung surfing ala kadarnya serta banyak yang menyewakan jasa angkut perahu buat keliling pantai pasir putih yang ada di kawasan wisata cagar alam Pangandaran. Tarif penyewaan ban dan pelampung surfing 5ribu-15ribu dan sewa perahu 10ribu-20ribu per orang.





Saya memilih hanya melakukan aktivitas berenang, ombaknya lumayan besar karena mungkin masih pagi. Tidak terasa waktu sudah siang dan saya harus siap-siap shalat Jum’at jadi saya memutuskan kembali ke Hotel. Letak masjidpun tidak jauh dari hotel sehingga tidak harus jalan jauh-jauh ke Masjid Agung. Setelah jum’atan dan istirahat sebentar, keluar lagi mau cari makan siang deket-deket pantai. Ada warung padang, aneh sih ke pantai tapi makan nasi padang tapi enak juga makan rendang. Setelah makan duduk-duduk di warung tenda pinggir pantai buat sekedar minum es kelapa muda dan cemilan. Sampai sore dipinggir pantai sebelum akhirnya kembali ke hotel. Malam harinya saya keluar lagi buat beli makan malam dan sewa sepeda. Tarif sewa sepeda sekitar 15ribu-40ribu tergantung hasil tawaran dan jumlah boncengannya karena sepeda disana rata-rata sepeda gandeng. Puas keliling dengan bersepeda kembali ke hotel untuk istirahat karena besok agendanya ke Kawasan Wisata Cagar Alam Pangandaran karena sebelumnya saya belum pernah kesana yang nanti akan saya posting dihalaman yang berbeda.



Secara keseluruhan, berenang atau main air di Pantai Pangandaran asik tetapi harus pintar pilih spot yang boleh dilakukan aktivitas berenang dan pilih yang tidak banyak perahu parkirnya (tetapi hampir setiap spot ada perahu parkir sih...) :(



Kue Lumpur I’m in love...



Kenapa harus posting resep kue lumpur?

Berhubung saya suka banget makan kue lumpur, sekarang ada request dari pacar minta dipostingin resep kue lumpur karena mau belajar bikin kue lumpur.
Kue lumpur itu biasa disebut juga lumpur surga. Mungkin tidak ada kata-kata lagi untuk membayangkan surga sampai lumpurnya saja enak. Hehehe...
Kue lumpur biasanya berbentuk bulat walaupun tidak menutup kemungkinan berbentuk lain sesuai cetakannya dan atasnya ada taburan kismis atau keju. Buat yang request, ini resepnya yaaa...

Bahan-bahan :
  • 500 gram kentang, kupas dan rendam air cuci bersih.
  • 100 gram margarin
  • 4 butir telur
  • 200 gram gula pasir
  • 750 cc santan atau susu cair
  • 175 gram tepung terigu protein sedang
  •  2 sendok makan susu bubuk
  •  Margarin untuk olesan
  • Kismis, keju atau kelapa muda untuk taburan.

Cara membuat :
  • Ambil kentang, lalu kukus sampai matang.
  • Setelah matang, haluskan kentang selagi masih panas.
  • Campurkan margarine ke dalam adonan kentang lalu aduk rata dan sisihkan.
  • Kocok telur dan gula sampai larut lalu masukkan tepung terigu dan susu bubuk sedikit demi sedikit dan aduk rata.
  • Masukkan kentang yang telah disisihkan tadi sedikit demi sedikit bergantian dengan santan sambil diaduk rata.
  • Panaskan cetakan dengan api kecil lalu oles cetakan dengan margarin.
  • Tuangkan adonan ke dalam cetakan dan tunggu hingga setengah matang.
  • Setelah setengah matang, taburkan kismis atau keju atau kelapa muda sesuai selera.
  • Tunggu lagi hingga kue matang.

Kira-kira seperti itu resep kue lumpur yang pernah dicoba dirumah. Silahkan dicoba.